

Siapa sih yang tak kenal dengan istilah “ready stock” saat belanja online? Bagi pengguna marketplace, pasti sering terdengar kata-kata ini. Dunia digital yang terus berkembang membuat belanja online semakin mudah, tapi seringkali kita masih bingung dengan istilah-istilah seperti ready stock, pre order, atau bahkan pay later. Singkatnya pengertian ready stock adalah barang yang sudah ada stocknya sehingga pelanggan dapat langsung membeli dengan cepat.
Mungkin sebagian dari kita sudah familiar dengan konsep ready stock, tapi apa sebenarnya arti dari istilah ini? Bagaimana keuntungan dan kerugiannya dalam dunia bisnis? Dan apa bedanya dengan pre order? Yuk mari kita bahas disini!
Ready stock adalah istilah dalam dunia perdagangan dan e-commerce yang merujuk pada produk atau barang yang sudah tersedia dalam stok dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan tanpa perlu menunggu waktu produksi atau persiapan tambahan. Dalam konteks belanja online, istilah ini sering digunakan untuk menyatakan ketersediaan produk secara langsung, sehingga konsumen dapat langsung melakukan pembelian dan mendapatkan barang dengan cepat.
Image Source: Freepik.com
Jadi, ketika sebuah produk dinyatakan sebagai “ready stock,” itu berarti barang tersebut sudah ada dalam gudang atau tempat penyimpanan penjual dan dapat segera dikirim atau diambil oleh pelanggan setelah melakukan pembelian. Istilah “ready” di sini menunjukkan bahwa produk tersebut siap untuk dipasarkan tanpa menunggu proses produksi tambahan.
Image Source: Freepik.com
Menggunakan sistem ready stock dalam bisnis memiliki sejumlah keuntungan yang dapat meningkatkan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan. Berikut adalah beberapa keuntungan utama menggunakan sistem ready stock
Barang yang sudah tersedia dalam stok memungkinkan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat kepada pelanggan. Proses pengiriman atau pengambilan barang dapat dilakukan dengan segera setelah pelanggan melakukan pembelian.
Dengan ready stock, perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan secara langsung tanpa risiko kehilangan penjualan akibat keterbatasan stok. Ini membantu menjaga kepuasan pelanggan dan memaksimalkan potensi pendapatan.
Ketersediaan ready stock memungkinkan perusahaan untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan permintaan pasar. Jika ada lonjakan permintaan, perusahaan dapat segera memenuhi pesanan dari stok yang sudah ada.
Memiliki ready stock memungkinkan perusahaan untuk melakukan manajemen persediaan yang lebih efisien. Dengan pemantauan dan pengelolaan stok yang baik, perusahaan dapat menghindari kelebihan atau kekurangan persediaan yang dapat mengganggu operasional bisnis.
Dengan sistem ready stock, perusahaan memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam melakukan penjualan. Mereka dapat menjual produk dengan berbagai metode, seperti penjualan langsung, penjualan online, atau melalui mitra distribusi, karena mereka memiliki stok yang siap untuk dipasarkan.
Dengan ready stock, risiko keterlambatan pengiriman dapat dikurangi karena barang sudah ada dan siap untuk dikirim. Ini mengurangi potensi ketidakpuasan pelanggan akibat keterlambatan.
Image Source: Freepik.com
Meskipun sistem ready stock memiliki banyak keuntungan, namun ada juga beberapa kerugian yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan. Berikut adalah beberapa kerugian menggunakan sistem ready stock
Menyimpan barang dalam ready stock memerlukan ruang penyimpanan fisik, dan biaya sewa gudang, perawatan persediaan, asuransi, serta keamanan barang dapat menjadi beban tambahan bagi perusahaan.
Barang yang disimpan dalam ready stock rentan terhadap penurunan nilai seiring berjalannya waktu. Terutama untuk produk yang memiliki masa pakai terbatas atau rentan terhadap perubahan tren pasar.
Jika perusahaan memiliki ruang penyimpanan yang terbatas, menyimpan barang dalam ready stock dapat menjadi tantangan. Barang yang berukuran besar atau memiliki rotasi persediaan yang tinggi dapat membatasi kapasitas penyimpanan.
Jika produk tidak terjual dengan cepat dan mengalami penurunan nilai, perusahaan mungkin menghadapi biaya pembuangan atau penyesuaian harga yang dapat merugikan keuangan.
Produk yang sudah ada dalam ready stock rentan terhadap perubahan tren pasar. Jika tren berubah dan produk tidak lagi diminati, perusahaan mungkin mengalami kesulitan menjual stok yang sudah ada.
Image Source: Freepik.com
Perbedaan antara pre-order dan ready stock terletak pada saat ketersediaan produk dan proses transaksi. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara keduanya:
Ready Stock
Produk sudah tersedia secara fisik dalam stok dan siap untuk dijual atau dikirimkan kepada pelanggan secara langsung. Konsumen dapat langsung membeli dan menerima produk tanpa menunggu waktu produksi.
Pre-order
Produk belum tersedia di pasaran saat pelanggan melakukan pemesanan. Pelanggan melakukan pembelian sebelum produk tersebut benar-benar tersedia, dan penjual akan mengirimkan atau memberikan produk sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Ready Stock
Pengiriman dapat dilakukan dengan segera setelah pelanggan melakukan pembelian. Waktu pengiriman tergantung pada pilihan ekspedisi atau kurir yang digunakan oleh pembeli.
Pre-order
Waktu pengiriman atau ketersediaan produk tergantung pada tanggal atau jadwal yang telah ditentukan oleh penjual. Pelanggan harus bersedia menunggu hingga produk tersebut diproduksi atau tiba di pasaran.
Ready Stock
Risiko kehabisan stok minimal karena produk sudah ada dalam stok dan siap untuk dijual. Pelanggan dapat membeli tanpa khawatir produk habis.
Pre-order
Terdapat risiko bahwa produk yang dipesan mungkin tidak tersedia atau mengalami keterlambatan dalam produksi atau pengiriman. Pelanggan harus bersedia menghadapi kemungkinan kehabisan stok.
Ready Stock
Penjualan dapat dilakukan dengan fleksibilitas tinggi karena produk sudah ada dan siap untuk dipasarkan. Penjual dapat merespons dengan cepat terhadap permintaan pasar yang fluktuatif.
Pre-order
Penjual memiliki waktu untuk menyesuaikan produksi atau persediaan berdasarkan permintaan yang diterima dari pelanggan. Fleksibilitas penjualan lebih tergantung pada jadwal produksi.
Ready Stock
Pelanggan memilih dari produk yang sudah ada dalam stok. Tidak ada kepastian bahwa produk tersebut unik atau terbatas.
Pre-order
Pelanggan memiliki kesempatan untuk memesan produk yang belum diluncurkan atau mungkin terbatas dalam ketersediaannya. Ini memberikan kesempatan untuk mendapatkan produk yang mungkin tidak tersedia di pasar umum.
Ready Stock
Produk telah diproduksi sebelumnya dan jumlah stok dapat diatur berdasarkan permintaan historis atau proyeksi penjualan.
Pre-order
Penjual dapat menyesuaikan produksi berdasarkan jumlah pre-order yang diterima. Ini membantu menghindari produksi berlebihan.
Ready Stock
Penjualan dapat lebih cepat karena produk sudah siap untuk dikirim. Tidak perlu menunggu waktu produksi.
Pre-order
Waktu penjualan mungkin lebih lambat karena produk belum tersedia secara fisik saat pelanggan melakukan pemesanan.
Ready Stock
Keamanan persediaan lebih tinggi karena stok sudah ada dan dapat dipantau dengan lebih baik.
Pre-order
Risiko kelebihan persediaan atau kekurangan persediaan dapat terjadi jika produksi tidak disesuaikan dengan baik dengan jumlah pre-order.
Pemilihan antara pre-order dan ready stock tergantung pada strategi bisnis, karakteristik produk, dan preferensi pasar. Beberapa perusahaan mungkin menggunakan kedua strategi ini untuk memaksimalkan potensi penjualan dan memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan.